welcome!!!

welcome in the fuckin pages dude!haha

Jumat, 08 Mei 2009

tugas ekonomi mikro bab teori produksi

Tugas Teori Ekonomi Mikro
Bab Teori Produksi


Pertanyaan :

1. Apa yang dimaksud dengan produksi, apa perbedaannya dengan penawaran?
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan fungsi produksi! Dan apa perbedaan fungsi
produksi jangka pendek dan fungsi produksi jangka panjang?
3. Apa perbedaan isocost dan isocoant! Dan apa persamaan dan perbedaan isoquant dan
kurva indiferen?
4. Kapan terjadinya keseimbangan produsen tercapai?
5. Kapan produksi dikatakan paling efisien dan kapan tahapan produksi dikatakan
rasional?
6. Dalam teori ekonomi apa tujuan setiap perusahaan? Apa syarat yang harus dipenuhi
untuk mencapai tujuan tersebut?
7. Jelaskan yang dimaksud dengan tingkat subtitusi teknis marginal atau MRTS
(Marginal Rate of Technical Subtitution)? Apa yang dimaksud dengan MRTS = 4?
8. Isoquant dapat cembung, linear atau berbentuk L. Apa yang dimaksud masing-masing
bentuk tersebut tentang hakikat sebuah fungsi produksi? Apa yang ditunjukan
masing-masing tersebut tentang MRTS?


Jawaban :

1. Produksi merupakan suatu kegiatan merubah input-input menjadi output, atau produksi juga merupakan hasil akhir dari proses atau kegiatan ekonomi dengan memanfaatkan beberapa input. Dengan pengertian ini dapat dipahami bahwa kegiatan produksi adalah mengkombinasikan berbagai input untuk menghasilkan output.
Produksi berbeda dengan penawaran, karena produksi merupakan proses pengolahan/merubah suatu input menjadi output. Sedangkan penawaran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menawarkan / memasarkan output tersebut kepada konsumen pada tingkat beberapa harga.
2. Fungsi produksi adalah hubungan teknis antara input dan output dalam bentuk persamaan, tabel atau grafik. Q = f(X1,X2,X3,.....XZ) / Q = f (K,L)
Fungsi produksi jangka pendek bisa disebut juga sebagai fungsi produksi satu input variabel yaitu mengasunsikan bahwa salah satu input menjadi konstan dalam jangka pendek. Maka dapat dijelaskan hubungan input – output secara lebih luas. Apabila input modal dinggap tetap dalam jangka pendek maka fungsi produksinya menjadi Q = f (L).
Fungsi produksi jangka panjang bisa disebut juga sebagai fungsi produksi satu output dua input. Dalam jangka panjang semua input menjadi variabel. Jikan dua input yang digunakan dalam proses produksi menjadi variabel semua, maka pendekatan yang akan digunakan adalah pendekatan isoquant dan isocost.
3. Isoquant merupakan kurva yang menunjukan kombinasi input yang dipakai dalam proses produksi, yang menghasilkan output tertentu dalam jumlah yang sama. Sedangkan isocost adalah kurva yang menunjukan berbagai kombinasi antara dua input yang berbeda yang dapat dibeli oleh produsen pada tingkat biaya yang sama.
Isoquant memiliki persamaan dengan kurva indiferen, yakni memiliki ciri-ciri yang sama, yaitu:
• Turun dari kiri atas ke kanan bawah;
• Cembung kearah titik origin;
• Tidak saling berpotongan dan
• Perubahan produksi digambarkan dengan pergeseran isoquant.
Sedangkan perbedaan antara isoquant dengan kurva indiferen yakni terletak pada kontinuitas kurva tersebut.
4. Keseimbangan produsen akan tercapai bila terjadinya persinggungan antara isocost dan isoquant. Persinggungan tersebut akan menggambarkan pilihan produsen atau yang disebut juga sebagai Leat Cost Combination (LCC), yang merupakan penujuk kombinasi terbaik.

Least Cost Combination (LCC)




Isoquant

Isocost


Keseimbangan Produsen

5. Kegiatan produksi dikatakan efisien kerika MPL = APL, yang menunjukan elastisitas produksi = 1. Sedangkan produksi dikatakan rasional ketika APL maksimum sampai MPL ¬= 0.
6. Tujuan perusahaan diantaranya yaitu melakukan kegiatan produksi secara optimal dengan memanfaatkan sumber daya yang ada sehingga menghasilkan output yang efektif dan efisien serta dapat mendatangkan keuntungan yang berguna untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Dalam sudut pandang lain dikatakan bahwa tujuan perusahaan adalah melakukan proses produksi yang sangat banyak sehingga kurva isoquant kontinu, dan tujuannya adalah mencapai titik Z atau titik teratas dalam isoquant. Adapun syarat yang harus dipenuhinya yaitu ketersediaan faktor produksi / input yang optimal, dan kelancaran kegiatan manajemen produksi dalam perusahaan tersebut harus berjalan dengan lancar.
7. MRTS (Marginal Rate of Technical Subtitution) yaitu tingkat dimana tenaga kerja (L) dapat disubtitusikan dengan modal (K) sementara output tetap konstan disepanjang isoquant. Secara matematis dapat ditulis :
MRTS = dK/dL = MPL/MPK
Maksud dari MRTS = 4 adalah menyatakan bahwa nilai 4 ini mempunyai nilai yang lebih besar dari satu, berarti subtitusi antara-input mudah dilakukan karena perubahan rasio K dan L relative tidak akan menyebabkan perubahan pada rasio produktivitas marginal. Atau dengan kata lain MRTS = 4 ini merupakan suatu input dapat digantikan (subtitusi) dengan input lain sementara output tetap dijaga konstan.
8. Maksud Isoquant cembung bahwa kemiringan garis (cembung) dari isoquant pada suatu titik menunjukan nilai marginal dari suatu input yang dimasukan berjumlah tidak konstan.Pada awalnya nilai input tersebut memiliki nilai yang kecil, kemudian meningkat setelah itu nilainya turun kembali. Bentuk ini menunjukan tentang flexibilitas dari suatu input yang memiliki nilai awal, kemudian naik, setelah itu turun kembali demi menghasilkan suatu output yang konstan.
Maksud Isoquant linear menyatakan bahwa bentuk garis yang linear menunjukan suatu konstanitas dari input untuk menghasilkan output tersebut.
Maksud Isoquant berbentuk L yakni jumlah input yang ada bersifat fleksibel. Awalnya memiliki suatu nilai input, kemudian menurun nilai input tersebut setelah itu input tersebut mengalami konstanitas pada suatu nilai yang membentuk garis lurus.
Isoquant cembung menunjukan MRTS….

Isoquant berbentuk L menunjukan MRTS….

sekolah gratis!


Jadi, harus seperti apa sekolah itu?

Anak Indonesia Bebas Biaya Sekolah!
Ada kabar gembira bagi pendidikan Indonesia!. Di bulan Januari 2009 ini anak-anak Indonesia usia SD dan SMP dapat menikmati Sekolah bebas biaya SPP. Sebuah harapan yang sudah lama diidam-idamkan, Sekolah Indonesia bebas biaya. Para orang tua bisa bernafas lega karena Departemen Pendidikan Nasional mengeluarkan kebijakan yang memberlakukan sekolah gratis, terutama pada sekolah negeri tingkat pendidikan dari mulai SD sampai SMP.
Hal tersebut terwujud berkat adanya kenaikan jumlah biaya santunan BOS (Biaya Operasional Sekolah) yang didalamnya termasuk sumbangan pembiayaan pendidikan (SPP), uang penerimaan siswa baru (PSB), biaya ujian sekolah dan juga BOS buku. Adapun perincian dana BOS yang akan diterima oleh tiap siswa adalah sebesar Rp. 400.000/tahun untuk SD/SDLB di wilayah kota, Rp. 397.000/tahun untuk SD/SDLB di kabupaten. Sedangkan untuk siswa SMP/SMPLB/SMPT di kota RP. 575.000/tahun dan SMP/SMPLB/SMPT DI KABUPATEN Rp. 570.000/tahun.
Dengan BOS, orang tua siswa tak perlu bingung soal biaya. Angka putus sekolah akan berkurang, dan pendidikan pun akan lebih terfokus pada peningkatan kualitas pendidikan Indonesia.
Begitulah suara nyaring yang diteriakan Menteri Pendidikan Nasional Bambang Sudibyo beserta jajarannya. Ya, mereka meneriakan bahwa sekolah gratis merupakan solusi dari jeritan rakyat yang haus akan pendidikan. Sekolah gratis adalah cahaya dari jutaan anak bangsa yang terlindas mimpi-mimpi masa depannya dikarenakan begitu besarnya biaya yang menghadang, sehingga mereka mengubur mimpi-mimpi itu.
Hal ini seakan menjadi angin segar bagi rakyat Indonesia, disaat rakyat dipusingkan dengan carut-marutnya sistem politik di Indonesia, ditambah dengan menjulangnya harga-harga kebutuhan primer. Rakyat Indonesia, khususnya rakyat yang mempunyai tingkat marginalitas rendah, merasa memiliki superhero. Ini bukan menjadi suatu hal yang tabu menurut pikiran dangkal saya. Karena mereka dapat tersenyum menyaksikan anak-anak mereka dapat mengenyam pendidikan yang sangat di idam-idamkan.
Selaras dengan hal tersebut, dengan adanya program ini, GDP dari bangsa ini mungkin saja akan meningkat. Karena kuantitas sumber daya peserta didik di negeri ini akan meningkat, sebagai efek positif dari program sekolah gratis yang dicanangkan pemerintah.
Nah, mari sekarang kita lihat dari sudut yang lebih konkrit dari efek yang ditimbulkan oleh program sekolah gratis tersebut. Di beberepa daerah di Indonesia, jumlah sumber daya manusia yang tidak mempunyai kesempatan untuk bersekolah diperkirakan menurun. Sebut saja, anak jalanan dan para pengamen. Di kota Bogor saja, jumlah anak jalanan dan pengamen yang memiliki usia aktif untuk bersekolah berjumlah 640 orang. Belum lagi dikota besar seperti Bandung, Jakarta dan sebagainya. Tinggal kalkulasikan saja jumlah sampel anak jalanan dan pengamen tersebut, dikalikan dengan jumlah kota di Indonesia. Dan saya yakin, hasilnya akan fantastis. Dan hampir 80% alasan mengapa anak jalanan dan pengamen itu tidak bersekolah adalah masalah ekonomi. Itu baru anak jalanan dan pengemis. Bagaimana dengan anak pemulung dan anak yang dipaksa untuk bekerja rodi demi menyambung nyawa. Pasti akan semakin banyak jumlah anak Indonesia yang tidak dapat mengenyam pendidikan dikarenakan masalah ekonomi. Dengan adanya program sekolah gratis, hampir dapat dipastikan bahwa jumlah tersebut akan terkikis habis. Inilah yang menjadi alasan utama, mengapa program sekolah gratis ini ada. Seperti yang telah saya ucapkan diatas, bahwa sekolah gratis itu superhero bagi rakyat Indonesia.
Dilihat dari sisi yang lain, pemerintah menyatakan bahwa sesungguhnya penyelenggaraan program sekolah gratis bukan berarti penurunan kualitas pendidikan. Dalam etimologis secara kasarnya dapat dikatakan bahwa sekolah gratis bukanlah formalitas saja untuk dapat menyekolahkan anak bangsa. It's is not just a legal paradigms. Namun, sekolah gratis telah dirancang untuk dapat memperbaiki nilai-nilai pendidikan demi menggapai kualitas dan kuantitas pendidikan yang baik.
Dan melalui program ini bukan anak-anak Indonesia saja yang diringankan dalam hal biaya, namun kini para guru juga akan merasa lega dengan kebijakan pemerintah tentang kenaikan akan kesejahteraan guru. Tahun 2009 ini pemerintah telah memutuskan untuk memenuhi ketentuan UUD 1945 pasal 31 tantang alokasi APBN untuk pendidikan sebesar 20 %. Sehingga akan tersedianya anggaran untuk menaikan pendapatan guru, terutama guru pegawai negeri sipil (PNS) berpangkat rendah yang belum berkeluarga dengan masa kerja 0 tahun, sekurang-kurangnya berpendapatan Rp. 2 juta.
Intinya, mata rakyat terbelalak dengan adanya program ini. Khususnya bagi orang tua yang anti masuk WC yang bertarif Rp.1000, mereka seperti mendapat cahaya dari bola lampu yang dulu tidak menyala. Mereka mendapat harapan dan sedikit kerutan senyum di pipi, karena mereka tidak usah lagi mengayuh kakinya dan memutar otaknya dengan susah payah demi menyekolahkan anak-anak mereka. Dan setidaknya rakyat Indonesia kini, dapat mendapatkan pendidikan formal yang seharusnya mereka dapatkan tanpa harus berjibaku dengan biaya sekolah yang mahal.
mari berdansa dengan indahnya retorika sang pemimpi!