welcome!!!

welcome in the fuckin pages dude!haha

Jumat, 08 Mei 2009

sekolah gratis!


Jadi, harus seperti apa sekolah itu?

Anak Indonesia Bebas Biaya Sekolah!
Ada kabar gembira bagi pendidikan Indonesia!. Di bulan Januari 2009 ini anak-anak Indonesia usia SD dan SMP dapat menikmati Sekolah bebas biaya SPP. Sebuah harapan yang sudah lama diidam-idamkan, Sekolah Indonesia bebas biaya. Para orang tua bisa bernafas lega karena Departemen Pendidikan Nasional mengeluarkan kebijakan yang memberlakukan sekolah gratis, terutama pada sekolah negeri tingkat pendidikan dari mulai SD sampai SMP.
Hal tersebut terwujud berkat adanya kenaikan jumlah biaya santunan BOS (Biaya Operasional Sekolah) yang didalamnya termasuk sumbangan pembiayaan pendidikan (SPP), uang penerimaan siswa baru (PSB), biaya ujian sekolah dan juga BOS buku. Adapun perincian dana BOS yang akan diterima oleh tiap siswa adalah sebesar Rp. 400.000/tahun untuk SD/SDLB di wilayah kota, Rp. 397.000/tahun untuk SD/SDLB di kabupaten. Sedangkan untuk siswa SMP/SMPLB/SMPT di kota RP. 575.000/tahun dan SMP/SMPLB/SMPT DI KABUPATEN Rp. 570.000/tahun.
Dengan BOS, orang tua siswa tak perlu bingung soal biaya. Angka putus sekolah akan berkurang, dan pendidikan pun akan lebih terfokus pada peningkatan kualitas pendidikan Indonesia.
Begitulah suara nyaring yang diteriakan Menteri Pendidikan Nasional Bambang Sudibyo beserta jajarannya. Ya, mereka meneriakan bahwa sekolah gratis merupakan solusi dari jeritan rakyat yang haus akan pendidikan. Sekolah gratis adalah cahaya dari jutaan anak bangsa yang terlindas mimpi-mimpi masa depannya dikarenakan begitu besarnya biaya yang menghadang, sehingga mereka mengubur mimpi-mimpi itu.
Hal ini seakan menjadi angin segar bagi rakyat Indonesia, disaat rakyat dipusingkan dengan carut-marutnya sistem politik di Indonesia, ditambah dengan menjulangnya harga-harga kebutuhan primer. Rakyat Indonesia, khususnya rakyat yang mempunyai tingkat marginalitas rendah, merasa memiliki superhero. Ini bukan menjadi suatu hal yang tabu menurut pikiran dangkal saya. Karena mereka dapat tersenyum menyaksikan anak-anak mereka dapat mengenyam pendidikan yang sangat di idam-idamkan.
Selaras dengan hal tersebut, dengan adanya program ini, GDP dari bangsa ini mungkin saja akan meningkat. Karena kuantitas sumber daya peserta didik di negeri ini akan meningkat, sebagai efek positif dari program sekolah gratis yang dicanangkan pemerintah.
Nah, mari sekarang kita lihat dari sudut yang lebih konkrit dari efek yang ditimbulkan oleh program sekolah gratis tersebut. Di beberepa daerah di Indonesia, jumlah sumber daya manusia yang tidak mempunyai kesempatan untuk bersekolah diperkirakan menurun. Sebut saja, anak jalanan dan para pengamen. Di kota Bogor saja, jumlah anak jalanan dan pengamen yang memiliki usia aktif untuk bersekolah berjumlah 640 orang. Belum lagi dikota besar seperti Bandung, Jakarta dan sebagainya. Tinggal kalkulasikan saja jumlah sampel anak jalanan dan pengamen tersebut, dikalikan dengan jumlah kota di Indonesia. Dan saya yakin, hasilnya akan fantastis. Dan hampir 80% alasan mengapa anak jalanan dan pengamen itu tidak bersekolah adalah masalah ekonomi. Itu baru anak jalanan dan pengemis. Bagaimana dengan anak pemulung dan anak yang dipaksa untuk bekerja rodi demi menyambung nyawa. Pasti akan semakin banyak jumlah anak Indonesia yang tidak dapat mengenyam pendidikan dikarenakan masalah ekonomi. Dengan adanya program sekolah gratis, hampir dapat dipastikan bahwa jumlah tersebut akan terkikis habis. Inilah yang menjadi alasan utama, mengapa program sekolah gratis ini ada. Seperti yang telah saya ucapkan diatas, bahwa sekolah gratis itu superhero bagi rakyat Indonesia.
Dilihat dari sisi yang lain, pemerintah menyatakan bahwa sesungguhnya penyelenggaraan program sekolah gratis bukan berarti penurunan kualitas pendidikan. Dalam etimologis secara kasarnya dapat dikatakan bahwa sekolah gratis bukanlah formalitas saja untuk dapat menyekolahkan anak bangsa. It's is not just a legal paradigms. Namun, sekolah gratis telah dirancang untuk dapat memperbaiki nilai-nilai pendidikan demi menggapai kualitas dan kuantitas pendidikan yang baik.
Dan melalui program ini bukan anak-anak Indonesia saja yang diringankan dalam hal biaya, namun kini para guru juga akan merasa lega dengan kebijakan pemerintah tentang kenaikan akan kesejahteraan guru. Tahun 2009 ini pemerintah telah memutuskan untuk memenuhi ketentuan UUD 1945 pasal 31 tantang alokasi APBN untuk pendidikan sebesar 20 %. Sehingga akan tersedianya anggaran untuk menaikan pendapatan guru, terutama guru pegawai negeri sipil (PNS) berpangkat rendah yang belum berkeluarga dengan masa kerja 0 tahun, sekurang-kurangnya berpendapatan Rp. 2 juta.
Intinya, mata rakyat terbelalak dengan adanya program ini. Khususnya bagi orang tua yang anti masuk WC yang bertarif Rp.1000, mereka seperti mendapat cahaya dari bola lampu yang dulu tidak menyala. Mereka mendapat harapan dan sedikit kerutan senyum di pipi, karena mereka tidak usah lagi mengayuh kakinya dan memutar otaknya dengan susah payah demi menyekolahkan anak-anak mereka. Dan setidaknya rakyat Indonesia kini, dapat mendapatkan pendidikan formal yang seharusnya mereka dapatkan tanpa harus berjibaku dengan biaya sekolah yang mahal.

Tidak ada komentar: