welcome!!!

welcome in the fuckin pages dude!haha

Jumat, 22 Januari 2010

SATRA INGGRIS

SASTRA INGGRIS

Sastra Inggris. Ya, itulah salah satu program studi yang ada di Universitas Pendidikan Indonesia.
Kadang orang bertanya, kenapa ada program studi seperti itu. Bahkan ada yang berpendapat sastra Inggris hanya sebuah kamuflase dari sebuah formalitas pembelajaran yang tidak jelas kemana arah tujuannya. Semua orang bisa belajar bahasa Inggris tanpa perlu mendalaminya secara lebih lanjut di pendidikan tinggi. Sarjana apapun itu, apakah yang bergerak dibidang sains ataupun yang bergerak dibidang sosial, kini sudah banyak yang menguasai Bahasa Inggris.
Lalu kenapa, masih ada suatu disiplin ilmu yang terdapat di perguruan tinggi yang mendalami tentang bahasa Inggris. Apakah ini berguna? Ataukah hanya sebuah kesenangan batiniah yang dituangkan dalam suatu racikan pendidikan formal? Lalu apakah bedanya sastra Inggris dengan Bahasa Inggris? Mari kita membuka impuls saraf otak kiri kita utuk dapat mencerna hal-hal tersebut.
Pemahaman mengenai perbedaan bahasa Inggris dengan sastra Inggris bukanlah merupakan suatu hal yang dapat menguras banyak energi. Kedua hal tersebut adalah suatu hal yang tidak ada bedanya. Kalau dilihat dari segi etimologis mungkin ada perbedaaan, tapi untuk segi esensi, bahasa dan sastra itu memiliki keterkaitan dan kesinambungan untuk membentuk suatu kesatuan yang majemuk. Bahasa dan sastra Inggris merupakan suatu disiplin ilmu yang bergerak dalam pemahaman mendalam mengenai seluk-beluk dan segala hal yang bersangkutan dengan bahasa Inggris. Apakah itu tentang pemakaiannya, manfaatnya, ataupun hubungan dengan disiplin ilmu yang lain.
Kita harus jeli melihat suatu fenomena yang terjadi di sekeliling kita. Salah satunya mengenai wacana yang menyatakan bahwa, "tak usah Kau kuliah di bahasa Inggris, kurang berprospek bagus, karena semua sarjana kini sudah bisa berbahasa Inggris. Kalau Kau mengambil jurusan lain dan berbahasa Inggris, itu baru pilihan tepat!". Sepertinya hal tersebut memang benar adanya, tapi apakah memang benar sepenuhnya?.Penulis berpendapat bahwa justru wacana tadi merupakan pemahaman yang salah kaprah.
Terlalu banyak orang kini yang menyepelekan terhadap bahasa Inggris. Entah itu pemakaiannya ataupun manfaatnya. Tapi dunia kini sudah beda. Zaman telah berangsur mengedepankan kemajuan. Globalisasi berbagai aspek kehidupan sudah tidak dapat dibendung lagi, dan alat vital untuk menghadapi itu semua adalah bahasa Inggris. Apakah semua orang sudah bisa berbahasa Inggris dengan baik dan benar?.Apakah para pejabat Negara sudah dapat berkomunikasi dengan baik dengan pejabat luar tanpa menggunakan bantuan translater?.Apakah instansi pemerintahan dan perusahaan sudah mampu berdiri sendiri dalam membuat modul dan advertisement bahkan regulasi berbahasa Inggris tanpa bantuan editor bahasa Inggris?.Apakah semua anak sekolah sudah tidak lagi membutuhkan guru bahasa Inggris untuk dapat belajar bahasa Inggris?.Apakah orang-orang sudah tidak membutuhkan lagi tempat kursus dan les bahasa Inggris?
Di atas merupakan hanya sebagian kecil alasan mengapa orang yang memahami lebih dalam berbahasa Inggris sangat diperlukan. Dan masih banyak alasan lain yang mendukung pernyataan tersebut.
Mungkin semua jawaban dari wacana yang menyatakan bahwa "prospek kuliah di jurusan bahasa inggris itu kurang jelas" sudah dapat teridentifikasi. Pembuktian bahwa paradigma tidak dapat dijadikan acuan tanpa dibandingkan dengan realitas yang ada. Berpikir kritis bukan berarti mengidentifikasi aspek negatif dari suatu hal, tapi menyelaraskan hasil proses pemikiran otak dengan realita yang terjadi.
Didalam benak masyarakat awam, bila mendengarkan kata Sastra Inggris maka yang pertama kali muncul didalam imajinasi adalah kata Novel, puisi atau film berbahasa Inggris, padahal didalam Sastra Inggris ada begitu banyak Minor Field-nya seperti: Kajian Budaya baik budaya lokal maupun budaya Manca, Linguistics; mulai dari Phonology, morphology, Syntax, Grammar, Discourse Analysis yang bercabang menjadi socio linguistics, Psycholinguistics, stylistics dan lainnya berpaduan antara Linguistics dan ilmu-ilmu lain, ada juga yang disebut kajian Semiotika, kajian structuralis, kajian feminisme, kajian Dekonstruksi dan lainnya, tentu saja ilmu-ilmu tersebut diarahkan secara sistimatik dengan tahapan sebagai berikut (dibuat mudah dipahami) :
1. Tahapan Knowledge ( Istilah-istilah, Teori-teori, definisi, dan yang sejenis nya)
2. Tahapan Comprehension ( tahapan pemahaman fungsidan guna ilmu tersebut )
3. Tahapan Application ( tahapan bagaimana menggunakan ilmu tersebut dalam
bermasyarakat)
4. Tahapan Analysis ( bagaimana menggunakan suatu ilmu untuk menganalisa )
5. Tahapan Men-syintesis (Tahapan pengembangan ilmu pada suatu sintesa baru),dan
6. Tahapan Evaluation ( tahapan dimana ilmu digunakan untuk mengevaluasi atau
penilaian pada suatu Phenomena yang ada di dalam masyarakat )
Selain hal-hal tersebut diatas Sastra Inggris juga mengajarkan mata kuliah keahlian bermasyarakat yang lain seperti : Public speaking, Journalisme, english for business dll, jadi tidak sepenuhnya benar anggapan masyarakat mengenai jurusan Sastra Inggris; hanya mempelajari bahasa Inggris, novel, puisi, drama, tetapi ada begitu sarat dengan ilmu-ilmuy populer lainnya. catatan sejarah membuktikan bahwa Dokter ternama seperti Sigmund Freud Mengalihkan perhatiannya pada ilmu yang satu ini. Jadi, bahasa Inggris merupakan suatu aspek disiplin ilmu yang bermanfaat.

***



Referensi: http//:www.blogmyblog/chaerudin_anwar2008

1 komentar:

Anonim mengatakan...

hmmmmm